emailnya kok masih sepi

Diposting oleh admin on Kamis, 23 Oktober 2008

saya tuh sudah lama membuat milis untuk PKC PMII Jawa Tengah Masa khidmat 06-08 kok masih jarang yang memfungsikan. ayo...silahkan para pengurus di masa kepengurusan ketumnya Sahabat Mahbub Zaki. bergabung di email: pmiijateng06-08@yahoogroups.com oke...kita tunggu
More aboutemailnya kok masih sepi

Geopolitik dan Ekonomi Dunia

Diposting oleh admin on Sabtu, 18 Oktober 2008

Setelah tahun l945 negeri Indonesia sudah bisa ditemukan di peta dunia. Masyarakat internasional perlahan-lahan menerima ‘Indonesia’ setelah ratusan tahun sebelumnya menyebut sabuk pulau yang membelah dua benua dan dua samudra ini dengan sebutan Hindia Belanda (Netherland Indies). Secara resmi Indonesia telah menjadi unit tersendiri dalam skala politik dan ekonomi, persis bersamaan berakhirnya Perang Dunia II. Sebagai sebuah negara, Indonesia terus masuk dalam hitungan dan keadaan konstelasi dunia. Pengaruhnya terus terasa begitu Indonesia mulai merintis formasi politik dan ekonomi negerinya – bersamaan dengan formasi kulturalnya sebagai sebuah bangsa yang baru dimulai. Indonesia dihimpit oleh dua kekuatan politik dan ekonomi raksasa dunia: blok kapitalis-liberal yang dikomando Amerika Serikat versus blok komunis-sosialis yang dipimpin Uni Sovyet. Di bawah kepemimpinan Soekarno waktu itu, Indonesia lebih memilih berdiri ‘di tengah’ dengan komitmen anti-kapitalisme. Tak ayal, Indonesia dicap lebih berbau komunis daripada betul-betul netral. Meski bersama negeri-negeri dunia ketiga seperti India dan Mesir Indonesia menginisiasi persekutuan negara-negara Non-Blok melalui Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun l955 yang melahirkan Gerakan Non-Blok (GNB). Nuansa konfrontasi politik dan ekonomi internasional begitu terasa ketika itu. Medan perang baru terbuka di Asia tempat ajang perseteruan AS dan Uni Sovyet. Indonesia dipetakan sebagai negara strategis yang membahayakan kepentingan kapitalis-liberal. Kekuatan kapitalisme-liberal AS yang tengah berekspansi tidak hanya membawa kepentingan politik, melainkan juga ekonomi. Dengan berbagai lembaga donor yang disponsorinya, AS menawarkan bantuan modal bagi negeri-negeri korban PD II di Eropa (Marshal Plan) dan bagi negara-negara Dunia Ketiga. Bahkan lebih jauh, mereka tidak segan-segan untuk melibatkan diri dalam gerakan sparatis di Indonesia seperti dalam peristiwa PRRI-Permesta tahun l957 yang melibatkan PSI dan Masyumi. Pada era tersebut mainstream ekonomi global dipengaruhi oleh Keynisianisme yang memberikan tempat bagi keterlibatan negara dalam sirkulasi modal. Di Indonesia, ketika orde lama digusur kekuatan militer Angkatan Darat dengan back-up penuh AS mainstream tersebut langsung dipraktikkan dengan ‘gaya Indonesia’; keluarga dan kroni presiden yang mewakili Negara. Hingga hampir tiga puluh tahun kemudian, sepanjang Perang Dingin, di bawah payung Ekonomi Liberal, Indonesia menjadi negeri penting di Asia sebagai buffer dari pengaruh Sovyet. Keruntuhan Komunis (Uni Sovyet) ikut berpengaruh terhadap perubahan ekonomi dunia. Model neoliberalisme yang dimotori Ronald Reagen dan Tatcher mendapat keleluasaan gerak. Kekuatan AS tidak lagi memiliki saingan. Selama beberapa waktu pada tahun-tahun l990-an, AS menjadi kekuatan dominan baik dalam kekutan militer, politik dan modal. Sementara pada situasi itu, Indonesia telah kehilangan fungsi strategisnya sebagai buffer politik; komunis bukan lagi ancaman. Arena dunia murni telah menjadi arena perang ekonomi dengan issu sosial dan politik-militer sebagai ujung tombaknya. Namun AS tidak terus-terusan berdiri sendiri. Selain Uni Eropa (UE) muncul rival baru di Asia, yakni Cina yang menjadi aktor besar dalam konstelasi ekonomi dan politik dunia. Selain itu muncul organisasi kawasan yang berkomitmen melakukan kerja sama ekonomi di Asia dan Amerika Latin. Saat ini, bagaimana posisi Indonesia dalam Geopolitik dunia sehingga kita bisa tegak dan berdaulat sebagai bangsa dalam pergaulan bangsa-bansga di dunia, padahal di sisi lain daya tawar Indonesia semakin habis, Indonesia belum pula menemukan dirinya. Diskusi dengan topik Indonesia dalam Geopolitik Dunia ini akan mendiskusikan situasi Geopolitik mutakhir dan implikasi ekonominya bagi Indonesia. Dengan harapan bahwa peserta dapat mencandra posisi Indonesia dalam arena dunia, khususnya secara ekonomi dan politik. Juga mengenai konsep negera-bangsa serta bangsa itu sendiri dalam situasi geopolitik mutakhir.
More aboutGeopolitik dan Ekonomi Dunia

RINGKASAN MATERI PETA GEOPOLITIK-GEOEKONOMI DUNIA

Diposting oleh admin

Setelah keruntuhan Uni Soviet, saat ini terjadi krisis hegemoni Amerika Serikat. Krisis itu didorong oleh keruntuhan Soviet yang menyebabkan manajemen militer Amerika Serikat dan Barat mengalami penurunan. Penurunan itu bisa dilihat misalnya dalam kasus NATO. NATO lebih menjadi alat untuk memaksakan pelaksanaan privatisasi dan liberalisasi ekonomi demi kepentingan pasar bebas daripada pertimbangan politik dan keamanan. Ini bisa dilihat pada sikap politik negara-negara Eropa Timur (Hongaria, Rumania atau Bulgaria; anggota baru NATO). Pada akhirnya, bagi negara-negara tersebut, menjadi anggota NATO hanya merupakan batu loncatan untuk bergabung dalam Uni Eropa. Di samping itu, pasca keruntuhan komunisme sebagai ideologi internasional, mulai tampak adanya persaingan di antara negara-negara Barat yang menganut paham demokrasi. AS, Inggris Raya, Canada, Australia dan Selandia Baru yang penduduknya mayoritas dari ras/etnis Anglo Saxon dan berbahasa Inggris, tampak ingin mendominasi geopolitik dan geoekonomi internasional. Dapatlah dikatakan bahwa komunitas ini merupakan metamorfosis dari Pax Britanica abad ke-19 menjadi Pax Americana pada awal abad ke-21. Dalam geopolitik dunia, komunitas inilah yang menjadi otoritas geopolitik yang dapat menentukan sistem pengembangan ekonomi di wilayah bumi manapun, termasuk Indonesia. Di pihak lain, Uni Eropa makin mempererat kerjasama di antara para anggotanya yang telah dimulai sejak tahun 1951 dengan pendirian Komunitas Batubara dan Baja Eropa, yang kemudian berujung pada penerbitan mata uang bersama yang disebut Euro pada tahun 2001. Uni Eropa menjadi salah satu kekuatan yang mencegah AS menjadi hegemon tunggal dalam sistem politik dunia. Kasus paling mutakhir adalah konflik antara Uni Eropa dan AS tentang pencabutan subsidi untuk pertanian pada pertemuan WTO di Hongkong, tahun 2005 yang lalu. Ketika AS menolak untuk mencabut subsidi bagi petani Amerika, maka Perancis dan beberapa anggota Uni Eropa lainnya juga melakukan hal yang sama. Dalam geopolitik dunia, komunitas inilah yang menjadi otoritas geopolitik yang juga dapat menentukan sistem pengembangan ekonomi di wilayah bumi manapun, termasuk Indonesia. Selain AS dan Uni Eropa, kawasan Asia juga muncul Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang beranggotakan China, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan, ditambah Iran, India, Pakistan, Turkmenistan dan Mongolia sebagai peninjau. SCO didirikan pada Juni 2001dan merupakan perluasan dari Shanghai Five yang didirikan pada tahun 1996. Pada pertemuan bulan Juli 2005, SCO sepakat menolak monopolizing or dominating international affairs dan menuntut dengan tegas non-interference in the internal affairs of sovereign states. SCO menjadi kekuatan geopolitik yang penting diperhitungkan karena beberapa alasan mendasar. • Pertama, sejumlah negara anggota SCO adalah pemilik senjata nuklir. • Kedua, jumlah total penduduk anggota dan peninjau SCO lebih dari setengah jumlah penduduk dunia, sehingga akan menjadi pasar yang paling besar dengan economies of scale yang sangat memadai, ditambah dengan posisi China sebagai pemilik cadangan devisa terbesar di dunia saat ini. • Ketiga, negara-negara anggota SCO memiliki latar belakang kultural-historis kekuatan imperium di masa lalu. China merupakan kelanjutan imperium Han, sedangkan Rusia mewarisi imperium Rusia abad ke-14. Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan berlatarbelakang imperium Timur Leng. India berdiri di atas kebesaran masa lalu imperium Chandragupta. Pakistan adalah ahli waris imperium Mogul. Mongolia kelanjutan dari imperium Jenghiz Khan. Sedangkan Iran adalah penerus imperium Manichaeisme Darius dan imperium Safawi Syi’ah. Dalam geopolitik dunia, komunitas inilah yang sebenarnya mempunyai kedekatan dengan Indonesia, yang nantinya perlu diteliti keberadaannya dalam hubungan perdagangan maritim di sejumlah kawasan andalan maupun cepat tumbuh. Uraian tentang keberadaan ketiga komunitas dunia ini untuk menghindari orientasi kebijakan pemerintah pusat yang hanya bersifat internal. Karena, perumusan suatu kebijakan yang efektif tidak lagi mengandalkan hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah saja, melainkan kecermatan dalam melihat berbagai kerjasama lintas-batas negara di berbagai kawasan Indonesia. Mustahil kiranya suatu daerah tertinggal dapat maju bila hanya mengandalkan kemampuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sebagaimana amanat RPJM Nasional 2004-2009, dalam rangka mendukung peningkatan daya saing kawasan dan produk-produk unggulan di pasar regional, nasional, dan global, maka kegiatan pokok yang akan dilakukan untuk mefasilitasi pemerintah daerah tidak dapat melepaskan diri dari kecenderungan-kecenderungan (trends) yang terjadi dalam geopolitik dunia. Tentunya, pendekatan-pendekatan kebudayaan yang akhir-akhir ini menunjukkan kecenderungan bangkitnya imperium kebudayaan, semestinya diperhatikan terkait dengan bangunan NKRI sebagai “imperium maritim”.
More aboutRINGKASAN MATERI PETA GEOPOLITIK-GEOEKONOMI DUNIA